Pages

Jumat, 05 April 2013

Keju


Cara Membuat Keju Rumahan

 

Bahan dasar keju umumnya terbuat dari susu sapi segar. Keju merupakan makanan olahan dari susu yang pembuatannya dengan cara menggumpalkan susu atau krim atau kombinasi keduanya. Secara umum, 1 pound keju terbuat dari 11 pound susu (1 pound = 453,59237 gram). Di dunia ini terdapat lebih dari 1.000 jenis keju. Kualitas, nilai gizi dan karakteristik keju tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis susu yang digunakan (bisa susu sapi, kambing, domba, kerbau, dll), metode cara membuat, dan kebiasaan di setiap daerah. Jenis - jenis keju yang biasa ditemui di pasaran antara lain : mozarella (Italy), Cheddar (Inggris), Edam (Belanda), Parmesan (Italy), dll.

Berikut ini adalah cara singkat membuat keju tanpa tambahan bahan kimia. hanya mengandalkan bahan-bahan yang sering kita temui di dapur kita:

KEJU RUMAHAN:

Bahan untuk membuat keju rumahan:
  • 2 cup susu sapi
  • 10 sdt jus lemon (bisa juga menggunakan air jeruk nipis)
  • garam secukupnya
  • minyak secukupnya
  • lada secukupnya
  • margarin secukupnya
  • gula secukupnya


Cara membuat keju rumahan:
  • Tuang susu sapi cair ke dalam panci stainless bersama dengan lada, margarin, dan gula. Masak dengan api kecil
  • Aduk perlahan-lahan sampai susu mendidih. Jangan pernah berhenti mengaduk karena susu bisa menjadi gosong.
  • Setelah susu mendidih, matikan kompor dan diamkan sampai susu hangat
  • Tambahkan 10 sdt jus lemon ke dalam susu. diamkan sampai susu dingin.
  • Setelah diberi jus lemon, susu akan terpisah menjadi 2 bagian. Ada bagian yang padat dan ada bagian yang cair.
  • Aduk - aduk sampe kedua bagian tersebut tercampur kembali selama 5 - 10 menit.
  • Kemudain saring dengan menggunakan kain saring untuk memisahkan kepala susu (bagian yang padat) dengan whey (bagian yang cair). Bagian kepala susu yang akan menjadi keju
  • Tiriskan dan tekan bagian kepala susu yang tertinggal di dalam kain perasan untuk mengurangi menghilangkan cairan dan supaya tidak basah.
  • Buka kain perasan dan tambahkan sedikit garam jika mau
  • Campur keju dan garam, lalu tekan lagi untuk menghilangkan cairan yang tersisa.
  • Letakkan keju dalam cetakan atau hanya dibiarkan begitu saja sehingga berbentuk bola.
  • Diamkan sampai benar-benar dingin dan Keju siap dikonsumsi.

Mentega


Cara Membuat Mentega

Mentega atau biasa disebut butter biasanya menjadi bahan utama dalam pembuatan cake maupun cookies. Kulaitas mentega akan sangat mempengaruhi hasil cake/cookies yang kita buat. Terkadang orang tidak bisa membedakan antara mentega dengan margarin. Karena memang kedua bahan tersebut bisa saling menggantikan. Mentega mempunyai aroma yang lebih tajam dan enak bila dibanding dengan margarin

Berbagai merk mentega bisa kita temukan di pasaran. Biasanya mentega dibedakan menjadi mentega yang tawar dan mentega yang asin. Kita juga bisa membuat mentega sendiri di rumah walaupun agak sedikit merepotkan bila dibanding dengan membeli mentega yang sudah jadi. Berikut ini akan dijelaskan cara membuat mentega :


Alat yang dibutuhkan:
*         mixer
*         saringan
*         Mangkuk / Baskom
*         Spatula

Bahan mentega:
*         Heavy cream

Cara membuat mentega :
  1. Dinginkan heavy cream sampai mencapai suhu 10 decel
  2. kemudian masukkan heavy cream ke dalam mixer dan aduk dengan menggunakan adukan jenis balloon whisk.
  3. Tutup permukaan bowl mixer supaya heavy cream tidak mengotori dapur kita saat dikocok
  4. Kocok dengan kecepatan sedang selama 5 - 7 menit bila menggunakan mixer jenis heavy duty
  5. Hentikan mixer pada saat mentega sudah terpisah dari cairan cream
  6. Keluarkan kocokan butter dari dalam bowl mixer, kemudian saring menggunakan saringan yang bersih
  7. Pastikan bahwa semua cairan sudah turun dan terpisah dengan mentega
  8. Beri mentega dengan sedikit air yang bertujuan untuk benar-benar membersihkan mentega dari campuran cairan sisa heavy cream
  9. Aduk mentega dengan menggunakan spatula supaya halus dan tidak bergerindil. aduk selama 2 menit.
  10. Bila kita ingin membuat jenis mentega yang asin, kita bisa menambahkan garam saat proses mengaduk ini berlangsung
  11. Bila sudah halus, simpan mentega dalam wadah tertutup dan siap digunakan



Senin, 01 April 2013

SOSIS FERMENTASI

Proses Pembuatan Sosis Fermentasi

Bahan utama yang digunakan pada pembuatan sosis fermentasi yaitu daging. Selain itu, terdapat bahan-bahan khusus yang ditambahkan antara lain garam, nitrit, gula, rempah-rempah (merica, bawang putih, lada), dan starter. Pada pembuatan sosis fermentasi digunakan casing atau selongsong yang berfungsi sebagai cetakan.
  1. Daging
Daging merupakan sumber protein berkualitas tinggi, mengandung vitamin B dan mineral, khususnya besi. Secara umum dapat dikatakan bahwa daging terdiri dari air dan bahan- bahan padat. Bahan padat daging terdiri dari bahan – bahan yang mengandung nitrogen, mineral, garam dan abu. Kurang lebih 20% dari semua bahan padat dalam daging adalah protein. Bagian potongan daging yang dapat digunakan sebagai bahan baku sosis adalah potongan daging seperti beef short ribs, chuck, dan round pork shoulder. Karakteristik daging yang digunakan adalah yang memiliki daya mengikat air.
  1. Garam
Garam yang digunakan dalam pembuatan produk sosis adalah jenis garam dapur (NaCl), garam tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk flavor, namun juga berpengaruh dalam pembentukan karakteristik fisik dan adonan. Garam mempunyai peran yang cukup menentukan yaitu memberikan kelezatan produk, mempertahankan flavor dari bahan-bahan yang digunakan, serta berfungsi sebagai pengikat adonan sehingga mengurangi kelengketan. Selain itu, garam juga dapat membantu mencegah berkembangnya mikroba yang ada dalam adonan. Komposisi garam dalam sosis berkisar 1-3%.
  1. Nitrit
Nitrat merupakan sumber nitrit. Nitrat akan diubah menjadi nitrit kemudian diubah menjadi NO melalui reduksi. Reduksi terjaid karena adanya aktivitas mikrobia. Fungsi dari nitrit adalah menstabilkan warna dari jaringan untuk mengkontribusi karakter dari daging curing untuk menghambat pertumbuhan dari racun makanan dan mikroorganisme pembusuk, menghambat ketengikan, memberi flavor spesifik, efektif mencengah pertumbuhan Clostridium botulinum. Jumlah nitrat/nitrit maksimal 200 ppm pada produk akhir.
  1. Gula
Penambahan gula terutama sukrosa dan glukosa selain sebagai substrat fermentasi untuk pertumbuhan bakteri asam laktat, juga berperan dalam pembentukan cita rasa dan tekstur sosis fermentasi. Gula sebagai bahan pengawet berfungsi sebagai nutrisi untuk pertumbuhan bakteri asam laktat yang akan memulai proses fermentasi. Gula yang ditambahkan akan difermentasi menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat dan menghasilkan flavor yang tajam. Gula yang ditambahkan secara tepat dapat mengaktifkan proses fermentasi dan mempercepat penurunan pH.
  1. Rempah-Rempah
Biji merica digunakan sebagai bumbu pemberi rasa dan aroma, karena rempah-rempah dapat menyamarkan makanan dengan penutup rasa makanan yang kurang enak. Selain itu juga berfungsi sebagai pengawet. Bawang putih merupakan bumbu yang sangat khas dalam pembuatan sosis fermentasi. Bawang putih mengandung antioksidan yang kuat dan dapat memperpanjang daya tahan sosis. Bawang putih dapat dipakai sebagai pengawet karena bersifat bakteriostatik. Lada biasanya digunakan pada semua tipe sosis fermentasi sebanyak 0,2-0,3% dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan Listeria monocytogenes.
  1. Kultur Starter
Mikroorganisme yang digunakan sebagai kultur starter pada umumnya dibagi menjadi dua grup, yaitu kelompok bakteri asam laktat, peran utamanya adalah bertanggung jawab terhadap proses asidifikasi dan kelompok mikroorganisme pembentuk flavor sering mampu mereduksi nitrat. Kelompok pertama terdiri atas Lactobacillus dan Pediococcus, yang kedua adalah kelompok Microccaceae, kapang.
Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai kultur starter harus dapat memenuhi kriteria yaitu: 1) mampu bersaing dengan mikroorganisme lain, 2) memproduksi asam laktat secara cepat, 3) mampu tumbuh pada konsentrasi garam kurang dari 6%, 4) mampu bereaksi dengan  dengan konsentrasi kurang dari 100 mg/kg, 5) mampu tumbuh pada suhu antara 15-40˚C, 6) termasuk bakteri homofermentatif, 7) tidak menghasilkan peroksida dalam jumlah besar, 8) dapat mereduksi nitrit dan nitrat, 9) dapat meningkatkan flavour produk akhir, 10) tidak memproduksi senyawa asam amino, 11) dapat membunuh bakteri pembusuk dan patogen, dan 12) bersifat sinergis dengan senyawa starter lain.
Starter bakteri asam laktat yang banyak digunakan biasanya dari golongan Lactobacillus. Penggunaan kultur starter dalam pembuatan sosis fermentasi dilakukan untuk meningkatkan mutu produk produk dengan meningkatakan keamanan produk, memperpanjang umur simpan, dan menghasilkan produk yang konsisten.
Lactobacillus plantarum merupakan bakteri berbentuk batang, umumnya berukuran 0,7-1,0 sampai 3,0-8,0 mikron, tunggal atau dalam rantai-rantai pendek, dengan ujung yang melingkar. Organisme ini cenderung berbentuk batang pendek dalam kondisi pertumbuhan yang sesuai dan akan cenderung lebih panjang di bawah kondisi yang tidak menguntungkan. Bakteri ini termasuk homofermentatif dengan suhu minimum 10°C, maksimum 40°C dan optimum 30°C. Lactobacillus plantarum mampu memproduksi H2O2 dalam jumlah yang tinggi dan berfungsi sebagai antibakteri yang dapat menyebabkan adanya daya hambat terhadap pertumbuhan mikroorganisme lain.
  1. Selongsong
Selongsong adalah bahan pengemas sosis yang umumnya berbentuk silindris. Selongsong sosis dapat berfungsi sebagai cetakan selama pengolahan, pembungkus selama penanganan dan pengangkutan serta sebagai media display selama diperdagangkan. Penggunaan casing dalam pembuatan sosis bertujuan untuk membentuk dan menjaga stabilitas sosis serta melindungi dari kerusakan kimia seperti oksidasi, mikroba, atau kerusakan fisik seperti ketengikan.
Terdapat 5 jenis casing yang sering digunakan dalam pembuatan sosis yaitu alami, kolagen, selulosa, plastic, serta logam. Casing alami biasanya terbuat dari usus alami hewan, casing ini mempunyai keuntungan dapat dimakan, bergizi tinggi dan melekat pada produk, sedangkan kerugian dari casing ini adalah produk ini tidak awet. Casing kolagen biasanya berbahan baku dari kulit hewan besar, keuntungan dari jenis casing ini dapat diwarnai, bisa dimakan, dan melekat pada produk. Casing selulosa biasanya berbahan baku pulp. Keuntungan dari casing selulosa adalah dapat dicetak atau diwarnai dan murah. Kekurangan dari casing ini adalah sangat keras dan dianjurkan untuk tidak dimakan.
Proses pembuatan sosis fermentasi meliputi tahapan persiapan, chilling/ freezing, pemberian bumbu dan pencampuran, filling/ pengisian, fermentasi, pengasapan aging/ drying, dan penyimpanan.
  1. Persiapan
Pada tahap ini, dilakukan pemilihan daging yang baik kemudian dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Daging tersebut kemudian dicincang menjadi daging yang lebih halus. Dalam tahap ini harus dilakukan proses penanganan yang tepat agar daging tidak mengalami kontaminasi silang.
  1. Chilling/ Freezing
Pertumbuhan mikroorganisme dalam pangan dapat dicegah dengan cara penurunan suhu. Terdapat dua macam pengawetan dengan suhu rendah, yaitu pendinginan cara chilling dan deep-feezing (pembekuan pada suhu sangat rendah).
Pada pendinginan cara chilling, pangan ditempatkan pada suhu diatas titik beku air (diatas 0°C). Suhu di dalam alat pendingin rumah tangga adalah dalam kisaran 0-5°C. Pertumbuhan hampir semua mikroorganisme diperlambat dan beberapa diantaranya dapat mengalami kematian. Namun beberapa mikroorganisme tetap tumbuh lambat pada suhu tersebut dan spora bakteri tetap bertahan hidup.
Pada deep-freezing, pangan disimpan pada suhu -18°C atau lebih rendah lagi. Freezing tidak dapat mensterilkan makanan atau membunuh mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan atau produk rusak, melainkan hanya mampu menginaktifkan kerja dari enzim bakteri pembusuk, sehingga dapat memperlambat kerja dari mikroba pembusuk tersebut.
  1. Pemberian Bumbu dan Pencampuran
Bumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan sosis adalah lada, pala ,bawang putih, gula dan garam. Jumlah dan variasi bumbu yang digunakan tergantung selera, daerah dan aroma yang dikehendaki. Setelah daging dicincang halus, bumbu-bumbu ditambahkan pada adonan daging cincang kemudian dicampur hingga merata. Sluri dibuat dari bumbu-bumbu dan garam menggunakan dua gelas air lalu dicampur merata. Penambahan air bertujuan untuk memecah curing agents, memfasilitasi proses pencampuran dan memberikan karakteristik tekstur dan rasa pada produk sosis.
  1. Filling/ Pengisian
Stuffing merupakan tahap pengisian adonan sosis ke dalam selongsong. Pengisisan adonan sosis ke dalam selongsong tergantung tipe sosis, ukuran kemudahan proses, penyimpanan serta permintaan konsumen. Pemasukan adonan sosis ke dalam casing menggunakan alat khusus (disebut stuffer) yang bertujuan membentuk dan mempertahankan kestabilan sosis.
  1. Fermentasi
Tahapan ini merupakan tahap peningkatan suhu sosis yang memungkinkan bakteri alami tumbuh dan bereaksi dengan daging. Fermentasi merupakan tahapan penting pada proses pembuatan sosis dan suhu yang tepat juga memainkan peran yang penting. Semakin tinggi suhu, maka semakin tinggi kecepatan pertumbuhan bakteri. Suhu pertumbuhan yang terbaik adalah suhu tubuh kita (36,6°C).
Pengasapan
Pengasapan dilakukan pada suhu 70°C selama 30 menit, asap diusahakan menempel dan masuk ke dalam casing sehingga sosis berflavor asap. Pengasapan adalah suau cara pengawetan bahan makanan terutama pada daging dan ikan. Pengasapan dapat memberikan cita rasa khas, mengawetkan, dan memberikan warna yang khas.
  1. Aging/ Drying
Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengurangi/ mengeluarkan sebagian air dari sosis dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air sosis dikurangi sampai batas agar mikroba tidak dapat tumbuh didalamnya. Kadar air berpengaruh terhadap tekstur sosis. Pengeringan dapat menurunkan kandungan air dan menyebabkan pemekatan dari bahan-bahan yang ditinggal seperti karbohidrat, lemak, protein sehingga bahan pangan memiliki kualitas simpan yang lebih baik.
  1. Penyimpanan
Faktor yang mempengaruhi stabilitas penyimpanan dalam pangan meliputi jenis dan bahan baku yang digunakan, metode dan keefektifan pengolahan, jenis dan keadaan kemasan, perlakuan mekanis yang cukup berat dalam produk yang dikemas dala penyimpanan, dan distribusi dan juga pengaruh yang ditimbulkan oleh suhu dan kelembaban penyimpanan.